Hasil skrining internal Lapas Perempuan Kelas II B Yogyakarta ditemukan bahwa lebih dari separuh (52%) Warga Binaan Permasyarakatan (WBP) memiliki masalah kelebihan berat badan. Lebih jauh lagi, hasil pemeriksaan laboratorium mengindikasikan bahwa banyak WBP yang sudah mengalami PTM seperti diabetes mellitus, hipertensi, arthritis dan asam urat. Hal ini terutama disebabkan karena WBP mendapatkan makanan yang tidak pernah diperhitungkan kandungan gizinya (seadanya) dan pada saat yang sama, WBP memiliki tingkat aktivitas fisik yang sangat rendah. Berdasarkan hal tersebut, Tony Arjuna, S.Gz., M.Nut.Diet., AN., APD., Ph.D. selaku ketua kegiatan melakukan Upaya preventif dan promotif sesegera mungkin untuk mencegah peningkatan jumlah WBP yang mengalami kelebihan berat badan dan mencegah memperparah jumlah penyandang PTM di Lapas.
Sabtu (13/07), tim melaksanakan kegiatan skrining gizi dan kesehatan pada WBP di Lapas Perempuan II B Yogyakarta. Kegiatan ini sejalan dengan SDGs poin ke-3 yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera. Skrining Gizi yang dilakukan diantaranya pemeriksaan kolesterol, gula darah, asam urat, tekanan darah, serta pemeriksaan persentasi lemak dan otot pada tubuh. Selain kegiatan skrining gizi dan kesehatan, tim juga memberikan penyuluhan penyakit tidak menular serta pengolahan makanan sehat. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran WBP akan pentingnya menjaga pola hidup sehat serta gizi seimbang untuk mencegah dan mengontrol penyakit tidak menular.
Dalam upaya penerapan makanan sehat, tim melakukan pendampingan pada kantin untuk membantu menyusun menu yang lebih sehat. “Tim pengabdian juga menyiapkan perlombaan bagi WBP agar semangat dalam menerapkan pola hidup sehat selama program ini berlangsung”, tutur Tony Arjuna, S.Gz., M.Nut.Diet., AN., APD., Ph.D. Pada akhir kegiatan, WBP akan dilakukan pemeriksaan gizi dan kesehatan kembali untuk mengetahui perubahan setelah diberikan berbagai penyuluhan dan perubahan menu kantin lebih sehat. Kegiatan ini berkolaborasi dengan Merc-C (Medical Emergency Rescue Committee) yang merupakan organisasi kemanusiaan bergerak dalam bidang kegawatdaruratan medis. Hal ini selaras dengan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin-ke 17 Kemitraan Mencapai Tujuan.