Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022, Indonesia menghadapi tantangan serius terkait pengelolaan sampah. Dari total produksi sampah nasional mencapai 21,1 juta ton, sekitar 7,2 juta ton atau 34,29% belum dikelola dengan baik. Permasalahan ini mencakup peningkatan timbunan sampah plastik di dalam negeri yang diperkirakan akan terus bertambah hingga 2025. KLHK menetapkan target untuk mengurangi timbunan sampah plastik hingga 30% dan meningkatkan penanganannya hingga mencapai 70%.
Indonesia, yang dikenal sebagai salah satu negara penghasil sampah plastik terbesar di dunia, mengalami tantangan dalam penanganan sampahnya, termasuk di Yogyakarta. Penumpukan sampah di depo pembuangan sampah di Yogyakarta telah menjadi perhatian utama karena dampak negatifnya terhadap kesehatan dan lingkungan, seperti polusi udara, kontaminasi air, penularan penyakit oleh serangga, dan risiko mikroplastik serta keracunan tanah dan tanaman.
Pada tanggal 21 Juni 2024, Pengabdian Masyarakat Departemen Kedokteran Keluarga dan Komunitas FK-KMK UGM bersama Bank Sampah Go-Green dan HDSS Sleman mengadakan Workshop dan Sertifikasi Pelatihan Pengelolaan Sampah untuk Karang Taruna Dusun Cupuwatu I. Workshop ini bertujuan untuk memberikan edukasi tentang pemilihan dan pengolahan sampah sebagai strategi untuk meningkatkan ekonomi lokal, dengan sesi dari Ibu Fransiska Dani tentang manfaat ekonomi dari pengelolaan sampah, dan dari dr. Yogi Fitriadi, M.Sc., mengenai dampak kesehatan dari masalah sampah.
Saat ini, Dusun Cupuwatu I belum memiliki sistem pengelolaan sampah yang terorganisir secara kolektif. Dalam sambutannya, Kepala Dukuh Cupuwatu I, Bapak Awang Prasongko Satrio, mengharapkan agar karang taruna setempat dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam pengelolaan sampah, yang diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan ekonomi masyarakat setempat serta memenuhi prinsip-prinsip Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), termasuk pencapaian kota dan pemukiman yang inklusif, aman, dan berkelanjutan. Program ini melibatkan kerjasama dengan berbagai pihak, seperti Bank Sampah Go-Green, untuk menyediakan pelatihan, workshop, dan fasilitas pengumpulan sampah bagi masyarakat.( Penulis : Wing Ma Intan, Regita Rahma Maharatri, dr. Yogi ftriadi., M.Sc)