Bulan Januari lalu, tepatnya pada 14 Januari 2021 pukul 13.55 WIB, gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,9 SR melanda Majene, Sulawesi Barat. Pada hari berikutnya (15/1) dini hari pukul 01.28 WIB, gempa susulan terjadi dengan kekuatan lebih besar, 6,2 SR. Tak elak, ribuan warga terdampak dan harus mengungsi, dilaporkan pula ratusan orang luka-luka dan puluhan orang meninggal dunia.
Pokja Bencana FK-KMK UGM bersama Academic Health System (AHS) UGM telah sigap membantu dalam penanganan bencana tersebut. Kegiatan ini menjadi semakin menantang bila mengingat bahwa para relawan kesehatan harus bertugas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan COVID-19.
Pada 21 Januari 2021, tim Pokja Bencana FK-KMK UGM dan AHS UGM tiba di Sulawesi Barat kemudian melakukan survey ke RSUD Provinsi Sulbar, RS Bhayangkara dan RS KRI Soeharso untuk mengetahui sistem rujukan terkait kasus medis dan COVID-19. Sebelum keberangkatan, tim telah melakukan persiapan yang meliputi, persiapan perlengkapan medis dan peralatan, pengumpulan dan validasi data awal terkait kondisi bencana, termasuk data terkait penatalaksanaan COVID-19 di lokasi. Tim juga memastikan agar seluruh anggota kompak dalam menerapkan protokol kesehatan sebelum, selama, dan setelah penugasan.
Selama bertugas, tim bergerak dari 1 lokasi ke lokasi lainnya, menjalankan pelayanan medis umum dengan spesifikasi tambahan kasus trauma musculoskeletal (ortopedi), tulang belakang serta luka terbuka dan kasus bedah. Beberapa pasien menolak dirujuk dengan alasan takut gempa susulan dan COVID-19.
Sebanyak total 410 pasien rawat jalan, 5 pasien minor surgery, dan 1 pasien major surgery berhasil ditangani. Masih banyak warga yang belum paham akan protokol kesehatan COVID-19 sehingga tim memberi edukasi tentang hal tersebut serta materi kebersihan lingkungan pengungsian secara berkesinambungan. Diperlukan keterlibatan tokoh warga untuk melakukan promosi kesehatan terkait COVID-19, seperti misalnya pemakaian masker, cuci tangan, dan menjaga jarak.
Pada hari ke-6 (26/01), tim mulai melaksanakan exit plan yang bertujuan untuk empower local system. Tim menyerahkan bantuan perbekalan obat dan alat medis serta memastikan serah terima pasien-pasien yang telah ditangani ke puskesmas setempat (Puskesmas Tapalang). Hari selanjutnya, tim AHS UGM dan tim Universitas Brawijaya RSSA memberi layanan medis dan trauma healing di Kantor Desa Bambangan dan Desa Madrasah.
Tim Pokja Bencana FK-KMK UGM dan AHS UGM menutup perjalanan dengan rentetan pemeriksaan kesehatan, yaitu swab antigen, Ge Nose, dan swab PCR sembari karantina selama 5 hari. (nfs)