Unit Pengabdian FK-KMK UGM melakukan audiensi ke Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat pada Rabu lalu (26/01). Berlokasi di Gedung DPKM UGM, audiensi ini digelar guna menggiatkan kerjasama program pengabdian masyarakat yang lebih sinergis.
Dalam audiensi tersebut, dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D., FRSPH (Wakil Dekan Kerjasama, Alumni, dan Pengabdian Masyarakat), Dr. Supriyati, S.Sos., M.Kes (Ketua Unit Pengabdian FK-KMK UGM), Sutono, S.Kp., M.Sc., M.Kep. (Ketua Pokja Bencana UGM), apt. Gde Yulian Yogadhita, M.Epid (Pokja Bencana UGM), dr. Puspita Laksmintari, Sp.KK. (Ketua Sobat FK-KMK UGM), dan anggota tim pengabdian FK-KMK UGM lainnya hadir secara langsung untuk menyampaikan program dan kinerja yang telah dilakukan selama pandemi COVID-19. Di hadapan Prof. Ir. Irfan Dwidya Prijambada, M.Eng., Ph.D. selaku Direktur Pengabdian kepada Masyarakat (DPKM) UGM beserta jajarannya, Unit Pengabdian yang diwakili Dr. Supriyati mengawali paparannya tentang inisiasi Health Promoting University (HPU).
“Inisiasi HPU dimulai pada tahun 2018, sebuah gerakan masyarakat sehat di kampus yang dimulai di FK-KMK UGM. Pada tahun 2019, UGM sudah mendeklarasikan sebagai HPU, dan seiring berjalannya waktu gerakan ini diikuti oleh universitas lain dan menjadi program nasional,” tuturnya.
Di masa pandemi COVID-19, FK-KMK UGM aktif dalam melawan infodemic melalui webinar yang dapat meningkatkan literasi kesehatan masyarakat. Selain itu, terdapat kebijakan fakultas yang membolehkan penerima hibah dana masyarakat untuk mengganti arah programnya menjadi penanganan pandemi. Skema hibah human-sociopreneur kemudian dirilis pada tahun 2020 untuk memberi dukungan bagi masyarakat yang terdampak sosial dan ekonominya, seperti penyandang disabilitas dan UMKM.
Terkait Erupsi Gunung Semeru lalu, Sutono bersama Gde (Tim Pokja Bencana FK-KMK UGM) menyoroti pentingnya manajemen penanganan bencana. Saat itu, ia dan timnya melakukan rapid health assessment dan pendampingan Health Emergency Operation Center (pos koordinasi klaster kesehatan) selama sekitar seminggu. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa situasi awal saat pemetaan adalah distribusi bantuan kesehaan berupa sumber daya manusia dan logistik yang belum merata – melimpah di titik-titik tertentu, serta belum tersedianya data yang dibutuhkan relawan.
“Jadi, tidak hanya memikirkan klinis, tetapi juga sistem manajemen sumber daya,” ujar Sutono.
Mereka juga merekomendasikan adanya pendampingan after action review pasca status tanggap darurat berakhir, peningkatan kualitas kesehatan di huntara/huntap, dan penyusunan Dinkes Disaster Plan. Untuk meningkatkan kinerja tanggap bencana, tim Pokja Bencana juga berencana menyusun predeployment disaster management kit, roster list (daftar kesediaan relawan dan alternatif moda transportasi), dan menggelar diseminasi berkala penanganan bencana bersama Dinkes Lumajang, MDMC, dan LPPM.
Pada sesi berikutnya, dr. Puspita menerangkan bahwa Indonesia dinobatkan menjadi negara paling dermawan di dunia menurut World Giving Index 2021. Pada masa krisis ekonomi yang disebabkan oleh pandemi COVID-19, skor Indonesia justru mengalami kenaikan sebesar 10% menjadi 69%. Hal ini menjadi salah satu kekuatan dalam pengembangan filantropi di Indonesia.
Unit Sobat sendiri merupakan sebuah unit yang berperan dalam memfasilitasi kerjasama dalam kegiatan filantropi yang dilakukan oleh FK-KMK UGM dengan berbagai stakeholder. Unit ini berdiri pada tahun 2019 dan terlibat dalam perwujudan rencana strategis FK-KMK UGM. Ia juga menuturkan bahwa sebagai unit yang terbilang baru, Unit Sobat masih terus mendalami beragam teori dan landasan hukum agar dapat mengembangkan unit ini menjadi lebih progresif.
Prof. Irfan sendiri menyambut positif kunjungan ini. Ia pun menyarankan bahwa kiprah FK-KMK UGM dalam menghadapi pandemi bersamaan dengan bencana perlu didokumentasikan dalam bentuk buku agar bisa dipelajari oleh generasi mendatang. Acara ini ditutup dengan penyerahan donasi tanggap bencana Letusan Semeru dan foto bersama.