Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada menggelar program edukasi dan pelatihan perawatan luka diabetes bagi ibu-ibu PKK di Senoboyo, Banyurejo, Sleman, DIY. Kegiatan yang dipimpin oleh dr. Mia Munawaroh Yuniyanti, M.Biomed ini meliputi materi tentang pencegahan dan penanggulangan diabetes, serta pelatihan perawatan luka oleh Azimatunnisa, S.Kep.Ns., seorang perawat RSUP Dr. Sardjito. Edukasi ini bertujuan agar peserta dapat mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh dalam keluarga dan lingkungan sekitar untuk mencegah dan mengelola diabetes secara lebih efektif.
Diabetes melitus (DM) kini menjadi salah satu masalah kesehatan yang semakin meresahkan di Indonesia. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2023, prevalensi DM di Indonesia meningkat dari 1,5% pada tahun 2018 menjadi 1,7% pada 2023 untuk semua umur, dan dari 2,0% menjadi 2,2% pada usia 15 tahun ke atas. Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), prevalensi ini bahkan mencapai angka 2,9%, lebih tinggi dari tingkat nasional. Meskipun pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan angka ini, peran serta masyarakat tetap menjadi faktor utama dalam pengendalian DM dan pencegahan komplikasi yang ditimbulkannya.
Banyak penderita diabetes yang tidak menyadari kondisi kesehatannya karena kurangnya pemahaman tentang penyakit ini, yang sering kali baru terdeteksi setelah komplikasi muncul. Di antara komplikasi yang paling umum adalah luka diabetik, yang jika tidak dirawat dengan baik dapat memperburuk kondisi pasien. Salah satu cara untuk mengurangi dampak diabetes adalah dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat, terutama ibu rumah tangga, tentang faktor risiko, gejala, pencegahan, dan perawatan luka diabetes. Melalui pemahaman yang lebih baik, keluarga dapat membantu mengelola kondisi diabetes sejak dini, mengurangi komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup penderita.
Program ini diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap pengendalian diabetes di masyarakat. Peningkatan pengetahuan yang tercatat sebesar 74% setelah pelatihan menunjukkan bahwa edukasi yang diberikan cukup efektif. Dengan demikian, diharapkan ibu-ibu PKK dapat menjadi agen perubahan yang menyebarkan informasi penting tentang diabetes, sehingga pencegahan dan penanganan penyakit ini dapat dilakukan lebih dini, mengurangi angka kejadian komplikasi, dan berkontribusi pada pencapaian tujuan SDGs, khususnya dalam memastikan kesehatan yang baik dan meningkatkan kualitas hidup bagi semua.