Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada menunjukkan komitmennya dalam mendorong budaya hidup sehat melalui kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Pemberdayaan Masyarakat dalam Inisiasi Kampung Sehat: Membangun Budaya Hidup Sehat Tanpa Minuman Berpemanis dalam Kemasan di Kelurahan Demangan, Kemantren Gondokusuman, Kota Yogyakarta”. Kegiatan ini diketuai oleh Prof. Dra. Raden Ajeng Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D., dengan monitoring dan evaluasi langsung oleh Marina Hardiyanti, S.Gz., M.Sc., pada Rabu, 30 Juli 2025, di Kelurahan Demangan. Program ini merupakan bagian dari Hibah DAMAS Abdimas 2025 dengan skema Terintegrasi yang melibatkan kemitraan dengan Kelurahan Demangan dan Puskesmas Gondokusuman I serta partisipasi dari 12 RW.
“Permasalahan konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan tidak bisa dianggap sepele, karena berdampak langsung terhadap risiko penyakit tidak menular,” jelas Prof. Yayi saat pertemuan. Oleh karena itu, kegiatan ini mengadopsi pendekatan seperti rumah bebas asap rokok yang telah berhasil mengubah perilaku masyarakat, namun kali ini difokuskan pada upaya membangun kesepakatan bersama menuju desa bebas minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK). Respon masyarakat yang hadir dalam kegiatan ini cukup positif, menunjukkan antusiasme dan dukungan untuk terlibat aktif dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat.
Hingga saat ini, kegiatan telah terlaksana dua kali, yaitu need assessment dan pertemuan melalui FGD untuk pelaporan hasil bersama masyarakat. Tahap selanjutnya adalah pelatihan dan workshop yang akan mengundang kader serta anggota PKK sebagai penggerak utama di komunitas. “Pelibatan kader dan PKK diharapkan dapat memperkuat prinsip pemberdayaan, sehingga masyarakat tidak hanya menjadi objek, tetapi juga subjek perubahan,” tambah Marina. Masih ada tiga aktivitas lanjutan yang akan digelar, dengan luaran berupa modul pelatihan serta deklarasi Desa Bebas Minuman Berpemanis dalam Kemasan.
Serapan anggaran Hibah DAMAS Abdimas hingga tahap ini tercatat sebesar 30% dari total 70% dana yang telah dicairkan, seiring dengan pelaksanaan kegiatan awal. Keberhasilan program didukung oleh sinergi mitra strategis dan pendekatan berbasis kebutuhan masyarakat, sehingga keberlanjutan program memiliki potensi yang kuat. Kegiatan ini mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin 3 (Good Health and Well-being) dengan membangun budaya hidup sehat, poin 11 (Sustainable Cities and Communities) melalui inisiasi lingkungan bebas MBDK yang berkelanjutan, serta poin 17 (Partnerships for the Goals) karena mengedepankan kolaborasi erat antara akademisi, pemerintah kelurahan, puskesmas, dan masyarakat.