Fakultas Kedokteran, Keperawatan, dan Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) bekerjasama dengan Direktorat Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementrian Kesehatan Republik Indonesia mengadakan program intervensi stunting melalui pendidikan gizi dengan makanan kekinian berbahan pangan lokal di kabupaten Lombok Barat dan Lombok Tengah. Program ini dilakukan di 10 desa lokus stunting di Lombok Barat (Desa Lembar, Desa Kuripan, Desa Jagaraga, Desa Mesanggok, dan Desa Buwunmas) dan Lombok Tengah (Desa Mantang, Desa Marong, Desa Sukaraja, Desa Dakung, dan Desa Teratak).
Analisis situasi yang dilakukan menunjukkan bahwa potensi protein hewani sangat melimpah dan hal ini dapat menjadi kunci dari perbaikan nutrisi untuk permasalahan stunting di Lombok Barat dan Lombok Tengah. Sayangnya, masyarakat mengonsumsi makanan yang mengandung protein hewani dengan jumlah yang sangat terbatas. Pada umumnya masyarakat hanya mengonsumsinya 6 kali dalam sebulan. Selain karena kebiasaan masyarakat untuk mengonsumsi menu tunggal (bukan menu yang bervariasi dan seimbang), hal tersebut juga terjadi karena adanya berbagai mitos yang beredar di masyarakat. Masyarakat Lombok meyakini bahwa ibu hamil tidak boleh mengonsumsi sea food (seperti udang, cumi-cumi, kerang) dan berbagai jenis makanan berprotein hewani lainnya karena dikhawatirnya akan berdampak pada kesehatan bayi dan proses persalinan. Padahal, berbagai makanan yang mengandung protein hewani tersebut sangat bagus untuk tumbuh kembang janin dan anak-anak. Janin didalam kandungan dan juga anak-anak sangat memerlukan protein untuk tumbuh kembangnya, baik untuk tumbuhkembang fisik maupun untuk meningkatkan kecerdasannya.
Berkaitan dengan hal tersebut, telah dilakukan beberapa kegiatan seperti pelatihan untuk pelatih (TOT) yang dilakukan pada 50 orang Bidan, PKK, dan kader yang berasal dari 10 desa lokus stunting di Lombok Barat dan Lombok Tengah. Selanjutnya, 50 orang tersebut melakukan pelatihan secara serempak di 10 desa kepada 50 ibu hamil, ibu bayi usia kurang dari 2 tahun (baduta) dan ibu balita, pada tanggal 26 November 2019 bertempat di Balai desa atau tempat yang disepakati. Sehingga total yang dilatih adalah 500 orang (terdiri dari ibu hamil, ibu baduta, dan ibu balita). Ibu Hamil, ibu baduta, dan ibu balita menjadi titik tekan pada kegiatan ini karena pentingnya asupan gizi yang bagus pada usia kehamilan, dan masa kanak-kanak. Pelatihan tersebut mengajarkan tentang pentingnya pola asuh yang mendukung tumbuh kembang anak, cara pengukuran antropometri, dan cara berkreasi makanan berbahan pangan lokal yang sehat dan disukai oleh ibu hamil dan anak-anak.
Selanjutnya, pada tanggal 27 November 2019 telah dilakukan pertemuan berbagai OPD di Pendopo Wakil Bupati Lombok Tengah. Hadir pada kesempatan tersebut antara lain Perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Perwakilan Dinas Pertanian Provinsi NTB, Perwakilan Dinas Kesehatan Lombok Barat (Gizi, Promosi Kesehatan, dan kesehatan keluarga), Perwakilan Dinas Kesehatan Lombok Tengah (Promosi Kesehatan, Gizi, KIA), Perwakilan Dinas Pertanian Lombok Barat, Perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayan Lombok Barat, Perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Barat, dan Perwakilan Dinas Sosial. Pertemuan tersebut membahas berbagai hal yang selama ini menjadi kendala terpenuhinya kebutuhan gizi ibu hamil dan anak-anak yang dapat menjadi penyebab kejadian stunting di Lombok. Selain itu, pertemuan tersebut juga menekankan pentingnya kerjasama lintas sektor untuk penanganan stunting di Lombok sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing lembaga. Kurangnya asupan protein hewani menguat sebagai faktor yang berkontribusi pada kejadian stunting, selain masalah kemiskinan dan masalah lainnya. Lebih lanjut disampaikan bahwa kurangnya asupan protein hewani tersebut terjadi karena banyaknya mitos yang beredar di masyarakat dan kebiasaan makan masyarakat sehingga masyarakat hanya mengonsumsi pangan berprotein hewani dalam jumlah yang sangat terbatas. Padahal, masyarakat memiliki sumber daya yang cukup terkait dengan protein hewani tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan sebuah gerakan untuk meningkatkan konsumsi pangan yang mengandung protein hewani. Tokoh masyarakat perlu mengajak masyarakat dan memberikan contoh untuk meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein hewani pada menu keluarga. Terlebih, pada keluarga dengan ibu hamil, baduta dan balita. GERakan masyarakat MAkan makanan berprotein heWANi (Germawan) ini menjadi sangat penting untuk dilakukan.
Untuk meningkatkan keterampilan masyarakat dalam menyiapkan menu kekinian berbahan pangan lokal, maka FK-KMK UGM dan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes RI menyelenggarakan lomba kreasi makanan kekinian berbahan pangan lokal pada tanggal 27 November 2019 di Pedopo Bupati Lombok Tengah. Lomba tersebut diikuti oleh 150 peserta terdiri dari ibu hamil, ibu menyusui (baduta), ibu balita yang berasal dari 10 desa lokus stunting di Lombok Barat dan Lombok Tengah. Peserta lomba merancang menu keluarga untuk 3 hari, dan menyajikan salah satu menu tersebut. Tujuan dari lomba kreasi ini adalah meningkatkan kreativitas peserta dalam mengolah bahan pangan lokal menjadi menu makanan sehat, bergizi dan kekinian yang disukai anak dan keluarga. Lomba kreasi menu makanan kekinian berbahan pangan lokal terbagi sesuai usia dan kategori.
Dewan juri menilai hasil lomba kreasi makanan dan dinilai berdasarkan penyajian, bahan pangan lokal yang dipilih, komponen gizi dan kriteria makanan sesuai dengan kategori umur. Lomba tersebut dibuka oleh Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTB, ibu Hj. Niken Saptarini Widyawati, S.E., MSc. Selain itu, hadir pada kesempatan tersebut Ketua tim penggerak PKK kab Lombok Tengah, ibu Hj Baiq Irma Budiani Suhaili, SH, dan Ketua GOW (Gabungan Organisasi Wanita) Lombok Tengah, ibu Baiq Nurul Aini Fathul. Sebagai Juri pada lomba tersebut adalah tim dari FK-KMK UGM yaitu (1) Tony Arjuna, M.NutDiet, PhD, AN, APD, (2) dr. Fatwa Sari Tetra Dewi, MPH, PhD, (3) Dr. Supriyati, S.Sos, M.Kes, dan (4) Syafriani, SKM, MPH. “Kegiatan yang langsung dilakukan kepada masyarakat (tidak hanya terbatas pada kader) ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan rasa percaya diri masyarakat dalam melakukan perubahan perilaku, dalam hal ini adalah perilaku makan dan pola asuh dalam keluarga agar mendorong tumbuh kembang anak yang optimal. Saya berharap, setiap keluarga meningkatkan frekuensi konsumsi makanan yang mengandung protein, terutama protein hewani yang tersedia di masyarakat. Hal tersebut harus kita mulai untuk mencegah dan mengendalikan stunting di Lombok ,” tegas Hj. Niken Saptarini Widyawati, S.E., MSc.
Masyarakat sangat antusias mengikuti berbagai kegiatan tersebut. “Kami sangat senang mengikuti kegiatan ini, karena selama ini jarang sekali kami mendapat kesempatan untuk mengikuti lomba mengolah makanan sehat dari bahan yang tersedia di sekitar kami”, cetus salah seorang peserta lomba. Diakhir lomba peserta mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan ini membuat kami sadar bahwa masalah stunting ternyata dapat diatasi dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada disekitar kami (sumber makanan protein hewani). Mereka juga menyatakan bahwa mereka semakin percaya diri untuk mengkreasi menu makanan agar lebih disukai oleh anggota keluarga. “Kegiatan yang langsung dilakukan kepada masyarakat ini merupakan hal baru yang dilakukan di Lombok, karena selama ini berbagai kegiatan lebih banyak dilakukan dengan sasaran kader,” tegas Hj Baig Irma Budiani Suhaili, SH.