Kecamatan Siniu merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah. Wilayah ini membentang di sepanjang Teluk Tomini dengan luas 118,96 km2. Terdapat sembilan desa yang terletak di Kecamatan Siniu dari ujung utara hingga selatan, salah satunya adalah Desa Tandaigi dan Silanga. Desa yang terletak di pesisir timur Sulawesi ini memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Hal ini menjadikan kedua desa memiliki tiga aktivitas mata pencaharian utama, yaitu pertanian, peternakan, dan bahari. Keindahan alam, seperti pesisir pantai, terumbu karang, dan air terjun menjadikan Desa Tandaigi dan Silanga memiliki potensi wisata alam yang memiliki daya tarik tersendiri.
Terletak di garis khatulistiwa Indonesia dan pesisir pantai, menjadikan Desa Tandaigi dan Silanga memiliki potensi bencana alam. Berbagai bencana yang memungkinkan terjadi antara lain kekeringan, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, dan lain-lain. Selain itu, kejadian stunting di kedua desa terbilang cukup tinggi. Setelah dilakukan riset, penyebab tingginya angka stunting di desa tersebut karena faktor ekonomi dan budaya. Adanya pantangan makanan dan tingginya pernikahan dini menjadi faktor budaya yang memicu tingginya angka stunting.
Di bawah arahan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) drg. Mayu Winnie R., M.Sc., Ph.D, Unit ST-007 mengawali program ini dengan melakukan survei di Kecamatan Siniu terutama Desa Tandaigi dan Desa Silanga. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan dari masing-masing desa. Informasi yang diperoleh nantinya akan digunakan untuk menjadi dasar mahasiswa dalam merencanakan program kerja. Dengan ini, diharapkan agar program kerja yang akan dilaksanakan mahasiswa KKN-PPM UGM dapat tepat sasaran dan bermanfaat bagi kepentingan masyarakat setempat.
Dalam rangka menanggulangi stunting di Desa Tandaigi, maka diadakan pelatihan mengenai pengembangan keterampilan pengolahan daun kelor menjadi camilan stik sebagai salah satu alternatif dalam menghadirkan ide olahan untuk mengatasi permasalahan gizi. Kegiatan dilangsungkan pada 7 Agustus 2024 di Kantor Desa Tandaigi dengan berkolaborasi bersama klaster agro. Target dari program ini adalah ibu PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga), utamanya adalah ibu yang memiliki anak dengan permasalahan status gizi. Program ini dilaksanakan atas adanya pertimbangan akan pentingnya edukasi mengenai manfaat dari daun kelor yang belum banyak dimanfaatkan sebagai olahan makanan di Desa Tandaigi. Selain itu, program ditujukan untuk meningkatkan kesadaran kelompok ibu PKK akan urgensi untuk menyediakan kebutuhan gizi seimbang terhadap anak-anak. Program klaster medika merupakan bentuk mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera) dan SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).
Kegiatan dimulai dengan sesi pengenalan terkait manfaat kelor yang belum banyak diketahui masyarakat Desa Tandaigi. Selanjutnya, dilakukan sesi utama berupa aktivitas pelatihan pengolahan kelor menjadi stik kelor sebagai camilan bergizi seimbang. Sesi pelatihan berlangsung lancar atas tingginya antusiasme yang diberikan para partisipan. Keberhasilan program pelatihan pengembangan keterampilan pengolahan stik kelor diharapkan dapat memberi modal pembelajaran jangka panjang bagi ibu-ibu PKK sebagai media mengatasi stunting.