Setiap ibu tentu menginginkan kehamilan yang sehat dan proses persalinan yang lancar. Namun, kehamilan dengan risiko tinggi seringkali mengancam keselamatan baik ibu maupun janin. Oleh karena itu, penting bagi calon orangtua, terutama ayah, untuk memiliki kesadaran dan mengambil langkah-langkah preventif guna menjaga kesehatan selama masa kehamilan. Kehamilan berisiko tinggi dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti eklamsia, pendarahan, bahkan kelainan pada bayi, dengan faktor penyebab yang beragam, seperti usia ibu, riwayat kesehatan, gaya hidup, dan lainnya.
Untuk itu, promosi kesehatan sangat dibutuhkan, dengan tujuan memberikan edukasi dan meningkatkan kewaspadaan calon ibu dan ayah mengenai potensi risiko kehamilan. Salah satu inisiatif yang diadakan adalah program pengabdian masyarakat yang diselenggarakan oleh Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM), bertajuk “Penyuluhan dan Deteksi Dini Kehamilan Risiko Tinggi di Kabupaten Sleman”. Program ini diketuai oleh dr. Adi Ariffianto, Ph.D., dan digelar pada Sabtu (23/3/2024) di Puskesmas Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Acara ini berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dan Puskesmas Sleman, serta melibatkan ibu hamil dari beberapa desa di wilayah Sleman, seperti Desa Triharjo, Desa Tridadi, Desa Caturharjo, Desa Trimulyo, dan Desa Pandowoharjo. Kepala Puskesmas Sleman, dr. Dela Oktaviana, bersama Dr. dr. Shinta Prawitasari, M.Kes., Sp.OG., Subsp. Obginsos., menyampaikan sambutan dan memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini.
Dr. Shinta menjelaskan bahwa tujuan penyuluhan ini adalah untuk memberi pengetahuan kepada ibu hamil mengenai tanda-tanda risiko yang perlu diwaspadai selama kehamilan. Materi penyuluhan disampaikan oleh dr. Shinta dan dr. Fauzan Achmad Maliki, Sp.OG., yang juga mengedukasi peserta tentang pentingnya pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta perawatan antenatal yang tepat, termasuk perencanaan kehamilan yang sehat. Salah satu hal penting yang dijelaskan adalah pentingnya pemantauan rutin dengan mencatatkan setiap perkembangan kehamilan dalam Buku KIA.
Dr. Fauzan menambahkan bahwa untuk mengurangi risiko selama kehamilan, ibu hamil perlu memperbaiki status gizi, rutin berolahraga, dan mempertimbangkan usia yang ideal untuk hamil. Selain penyuluhan, kegiatan ini juga mencakup pemeriksaan fisik dan pengambilan sampel urin, yang bertujuan untuk mendeteksi adanya protein, glukosa, atau infeksi saluran kemih pada peserta. Hasilnya, dari 29 ibu hamil yang berpartisipasi, 16 orang mengalami inkontinensia urin, dengan sebagian besar mengalami inkontinensia stres dan urge inkontinensia.
Pemeriksaan Indeks Massa Tubuh (IMT) juga dilakukan, dengan hasil menunjukkan bahwa 41,3% ibu hamil memiliki IMT normal, sementara sebagian lainnya mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Selain itu, FK-KMK UGM juga menyediakan layanan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk mendeteksi lebih awal perkembangan janin dan potensi kelainan pada bayi.
Penyuluhan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang kehamilan risiko tinggi, tetapi juga merupakan bagian dari komitmen terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDGs 3 yang berfokus pada “Kehidupan Sehat dan Sejahtera” bagi seluruh ibu dan anak.