Era pandemi Covid-19 ini menghasilkan empat (4) isu yang signifikan yang terjadi pada industri pelayanan makanan. Mulai dari adaptasi pola makan sehat yang meningkat oleh setiap individu, perhatian lebih terhadap keamanan pangan untuk mencegah penyebaran transmisi penyakit, muncul masalah ketahanan pangan yang terjadi akibat lockdown di setiap rumah, dan sustainabilitas terkait sistem pelayanan makanan pada era pandemi dalam rangka untuk membatasi krisis yang relevan di masa yang akan datang (Galanakis, 2020).
Adaptasi pola makan yang sehat serta perhatian lebih terhadap keamanan pangan merupakan prioritas yang gencar dilakukan masyarakat saat pandemi Covid-19 terjadi. Masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih makanan yang aman untuk dikonsumi baik dari segi kandungan gizi maupun perlindungan berupa packaging. Penjamah makanan termasuk karyawan perusahaan makanan dan konsumen wajib mematuhi pedoman praktik sanitasi dan higiene yang baik untuk menghindari penyebaran virus Covid-19 dan mematuhi setidaknya persyaratan minimum sistem keamanan makanan (Olaimat et al., 2020). Perhatian masyarakat yang semakin meningkat terhadap kualitas makanan yang dikonsumsi membuat produsen makanan juga perlu meningkatkan kualitas produk dan pelayanan.
Perhatian masyarakat yang meningkat terkait keamanan dan kandungan yang bermanfaat bagi kesehatan di masa pandemi membuat pengusaha di bidang kuliner harus mampu beradaptasi. Karena hal tersebut, Fasty Arum Utami, M.Sc., dosen Gizi Kesehatan UGM, bersama tim yang terdiri dari Refdiana Dewi, S.Gz., Rania Aisyah Herima, S.Gz., dan Kenny Kinasih, S.Gz., melakukan pendampingan untuk para pelaku usaha di bidang kuliner. Usaha yang didampingi meliputi Bimasena catering yang berlokasi di Jl. Ronodigdayan, Yogyakarta, Mantap Diet catering yang berlokasi di daerah Muja Muju, Yogyakarta, Barrypopo.co yang beralamat di Ngemplak, Sleman, Pengilon restaurant yang ada di Ngaglik, Sleman, Kin Donut yang berlokasi di Imogiri, Bantul serta Nichoa Chocolate dari Mertoyudan, Magelang.
Kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh Fasty dan tim meliputi kelas pelatihan intensif. Kelas yang diselenggarakan mencakup berbagai topik yang dibutuhkan oleh para pelaku usaha bidang kuliner, mencakup topik seputar pengembangan produk sehat untuk UMKM, copywriting untuk bisnis, akuntansi dan pelaporan keuangan usaha, pengajuan sertifikasi halal dan izin P-IRT, serta higiene dan sanitasi makanan. Mentoring intensif ini dipandu oleh Irfan Prabowo (Head of Marketing Lemonillo), Kenji Kusuma (General Manager Crystal of The Sea), Andry Setyowati (pengusaha coklat), Rintri Pardede (professional copywriter), Sony Warsono, MAFIS., Ak., CA., Ph.D (ahli akuntansi dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada), Aviria Ermamilia, M.Gizi, RD (auditor halal LPPOM MUI Yogyakarta), serta Oktavianto Bangunjaya, S.ST (Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman). “Untuk mendorong pengembangan usaha lebih jauh lagi, selain memfasilitasi kegiatan, kami juga memberikan fasilitas berupa website usaha, video profil usaha, serta bantuan pengajuan sertifikasi halal bagi pelaku usaha yang didampingi, menyesuaikan dengan karakteristik usaha masing-masing” papar Fasty mengenai tindak lanjut dari kelas intensif yang dilakukan.
Berdasarkan hasil evaluasi program, para pelaku usaha yang mengikuti kegiatan pendampingan ini mengakui bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat karena dampaknya langsung dapat dirasakan seperti peningkatan pendapatan omzet bulanan usaha.
“Omzet usaha meningkat siginifikan setelah program pengabdian ini. Peningkatannya hingga 3 (tiga) kali lipat dari sebelum program dilaksanakan. Saya senang sekali bisa diajak dalam program yang dilakukan Bu Fasty dan tim,” terang Yustina Yuni Krisnawati, S.Gz., pemilik catering Barrypopo.co yang sekaligus alumni Gizi Kesehatan UGM.
Selain itu, kegiatan ini bersifat aplikatif. Kegiatan ini menjawab tantangan para pelaku usaha untuk meningkatkan usaha di era pandemi dengan dipandu oleh tenaga professional. Harapannya anggaran untuk pemasaran dari usaha dapat diminimalkan karena pelaku usaha sudah mengetahui apa yang harus dilakukan tanpa perlu mencoba berbagai hal untuk meningkatkan usahanya.
Kegiatan ini dipandang menguntungkan tidak hanya bagi pelaku usaha tetapi juga Fasty dan tim yang melakukan pengabdian masyarakat. Sebagai dosen dan peneliti bidang gizi, Fasty dan tim dapat belajar langsung bagaimana permasalahan yang terjadi terkait bidang gizi dan kesehatan yang ada di lapangan untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan utuk kebutuhan pembelajaran dan penelitian. Hal penting lainnya adalah kegiatan ini juga diikuti secara terbuka oleh pelaku usaha kuliner lainnya, harapannya materi yang dibagikan dalam program intensif dapat bermanfaat untuk mengembangkan bisnis mereka.
Sehingga, dengan adanya upaya peningkatan kualitas pelayanan makanan dari implementasi program pendampingan ini, dapat menjadikan industri pelayanan makanan dapat bertahan melewati pandemi, kemudian bersiap untuk berkembang pesat setelahnya.
Referensi:
Galanakis, C.M., 2020. The Food Systems in the Era of the Coronavirus (COVID-19) Pandemic Crisis. Foods, 9(4), p.523.
Olaimat, A.N., Shahbaz, H.M., Fatima, N., Munir, S. and Holley, R.A., 2020. Food Safety During and After the Era of COVID-19 Pandemic. Frontiers in Microbiology, 11, p.1854.