Universitas Gadjah Mada Pengabdian
FK-KMK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
  • Tentang Kami
    • Visi dan Misi
    • Roadmap Pengabdian kepada Masyarakat
    • Standar Pengabdian Masyarakat FK-KMK UGM
  • Pelaporan Kegiatan
  • Layanan
    • Permohonan Surat Tugas dan Sertifikat Kegiatan
    • Survei Evaluasi Mitra Abdimas
    • Bantuan Dana KKN-PPM
    • GeNose Center FK-KMK
  • Download
    • Peraturan Rektor UGM Nomor 28 Tahun 2024: Pengabdian Kepada Masyarakat
    • Materi Pelatihan/Sosialisasi Abdimas
    • Modul & Manuskrip Hasil Abdimas
    • Video Hasil Abdimas
    • Luaran Bantuan Dana KKN-PPM FK-KMK
    • Frequently Asked Question
    • PowerPoint Template Pengabdian Masyarakat
  • HPU
    • Health Promoting University
    • Layanan Klinik “SEHATI” – HPU FK-KMK UGM
  • JCOEMPH
  • INAHEALTH
  • Beranda
  • SDG 3
  • SDG 3
Arsip:

SDG 3

Penguatan Kapasitas Kepemimpinan Middle Manager Rumah Sakit Pendidikan Melalui Pendekatan Meta Leadership

2025BeritaKegiatanMonev Damas Abdimas 2025 Tuesday, 30 September 2025

Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada kembali menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat melalui program bertajuk “Penguatan Kapasitas Kepemimpinan Middle Manager Rumah Sakit Pendidikan Anggota Sistem Kesehatan Akademik Universitas melalui Pendekatan Meta Leadership.” Kegiatan ini dipimpin oleh dr. Haryo Bismantara, M.P.H. dengan dukungan skema hibah reguler pada Selasa, 30 September 2025, bertempat di Auditorium Kresna, RS Akademik UGM.

Program ini berfokus pada penguatan kapasitas kepemimpinan middle manager rumah sakit pendidikan, yang memiliki peran strategis dalam memastikan tata kelola rumah sakit berjalan efektif sekaligus mendukung fungsi akademik universitas. Pendekatan Meta Leadership digunakan untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan adaptif, kolaboratif, serta pengambilan keputusan yang berbasis pada perspektif sistem.

Monitoring dan Evaluasi (Monev) kegiatan menghadirkan Dr. Supriyati, S.Sos., M.Kes. sebagai tim monev dari FK-KMK UGM. Dalam kesempatan tersebut, dilakukan peninjauan langsung terhadap pelaksanaan program, disertai diskusi mengenai capaian, tantangan, serta keberlanjutan inisiatif penguatan kepemimpinan di rumah sakit pendidikan.

Kegiatan ini juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dengan memperkuat tata kelola rumah sakit pendidikan untuk mewujudkan layanan kesehatan yang lebih berkualitas (SDG 3), meningkatkan kapasitas pembelajaran dan pengembangan sumber daya manusia di bidang kesehatan (SDG 4), memperkuat kelembagaan dan kepemimpinan yang efektif dalam sistem kesehatan (SDG 16), serta mendorong kolaborasi multi pihak dalam pengembangan sistem kesehatan akademik (SDG 17).

Mengurangi Gejala Nyeri dengan Terapi Su Jok Pada Peserta PROLANIS di Dukuh Ngimbangan, Yogyakarta”

2025Berita Tuesday, 23 September 2025

Departemen Keperawatan FK-KMK UGM melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan menyediakan pelayanan terapi Sujok bagi masyarakat di dukuh Ngimbangan,  Pendowoharjo, Sewon, Yogyakarta. Tim Pengabdian kepada masyarakat (pengabmas) menawarkan pelayanan terapi Su Jok pada pasien yang telah melaksanakan Program pengelolaan penyakit kroonis (PROLANIS) di daerah tersebut. Pengabmas dilakukan pada tanggal 22 September 2025. Kegiatan terapi Su Jok mendapatkan atensi yang cukup banyak dari masyarakat setempat, dengan bukti banyaknya masyarakat yang mendapatkan terapi Su Jok. Kegiatan yang berlangsung mulai jam dari jam 09.00 di Waroeng Mbah Demang, Ngimbangan, Pendowoharjo, Sewon diikuti sebanyak 37 pasien.

Kegiatan Pengabmas dimulai dengan sosialisasi tentang penyakit Hipertensi dan Diabetus Milletus oleh Puskesmas Sewon 1, yang dilanjutkan pemeriksaan kesehatan oleh tenaga medis dan tenaga kesehatan. Selain itu kegiatan pengabmas ini merupakan integrasi dari mata kuliah Complementary Alternative Therapy dari Prodi Magister Keperawatan, FK-KMK UGM. Ketua tim pengabdian masyarakat yaitu Purwanta, S.Kep, M.Kes berserta 13 mahasiswa magister keperawatan. Tujuan kegiatan pengabmas ini yaitu memperkenalkan terapi Su Jok dengan memberikan informasi terkait pengertian Su Jok, asal terapi Su Jok dan manfaat Su Jok. Selain itu, tim pengabmas juga memberikan terapi Su Jok secara langsung kepada masyarakat yang datang. Terapi Su Jok diberikan kepada masyarakat diawali dengan pengkajian keluhan, pencarian titik nyeri, pemijatan, dan dilakukan modifikasi penempelan biji atau Elastic Wire Colour and Tera-Wave Therapy menggunakan plester. Terapi Su Jok menjadi pilihan untuk kegiatan ini karena dapat memberikan efek yang cukup cepat untuk menurunkan nyeri, terbukti dengan rata-rata nyeri sebelum dilakukan terapi adalah 5.86 dan setelah dilakukan terapi Su Jok rata-rata nyeri menurun menjadi 2.49

Kegiatan pelayanan terapi Su Jok dilakukan selama 3 jam yang di mulai dari jam 09.00 sampai jam 12.00. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat dengan rata-rata usia 57.19 tahun (Minimal 38 tahun, maksimal 75 tahun) yaitu sebanyak 45,9 % menderita penyakit Hipertensi, 10,8% menderita Diabetus Mellitus, 5,4 % menderita Hipertensi dan Diabetus mellitus, serta sisanya menderita penyakit kronis lainnya. Hasil pengkajian sebelum terapi Su Jok, sebanyak 37 pasien memiliki beberapa keluhan nyeri dan riwayat penyakit yang dialami sebelumnya. Sebagian besar masyarakat di dukuh Ngambilan, Pendowoharjo, Sewon memiliki keluhan pada ekstremitas bawah dengan jumlah 10 orang atau  27 %, dan yang paling sedikit adalah keluhan nyeri kombinasi ekstremitas atas dan kepala sebanyak 2 orang atau 5.4 %. Kegiatan pengabdian masyarakat ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan, terutama SDGs 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), SDGs 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), serta SDGs 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan). (Kontributor: Purwanta, S.Kep, M.Kes)

Pemberdayaan Masyarakat Melalui REWANG: Inovasi FK-KMK UGM untuk Penguatan Kesehatan Pangan di Dusun Sompok dan Dusun Jati, Bantul

2025BeritaMonev Damas Abdimas 2025 Friday, 1 August 2025

Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada menunjukkan komitmennya dalam mendukung ketahanan pangan masyarakat melalui kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Pemberdayaan Masyarakat Melalui REWANG (Relawan dan Warga Antisipasi Keracunan Pangan dan Peduli Gizi Seimbang) Guna Penguatan Kesehatan Pangan Berbasis Kearifan Lokal Masyarakat Dusun Sompok, Sriharjo, Imogiri, Bantul”. Kegiatan yang diketuai oleh dr. Farida Nur Oktoviani ini dimonitor langsung oleh Marina Hardiyanti, S.Gz., M.Sc., pada Jumat, 1 Agustus 2025, di Balai Desa Sompok. Program ini merupakan bagian dari Hibah DAMAS Abdimas 2025 dengan skema Terintegrasi yang menggandeng mitra strategis dari Dinas Kesehatan, Puskesmas, dan pedukuhan setempat.

“Isu keamanan pangan dan gizi seimbang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari masyarakat, apalagi di wilayah pedesaan yang kerap mengandalkan pangan lokal,” jelas dr. Farida. Oleh karena itu, kegiatan ini dirancang dalam beberapa tahapan, mulai dari FGD need assessment, edukasi keamanan pangan, uji angka kuman, hingga diseminasi hasil. Menariknya, materi yang diberikan disesuaikan dengan kearifan lokal, misalnya mengajarkan teknik sederhana untuk mendeteksi pangan yang kurang layak konsumsi dengan memanfaatkan bahan-bahan alam yang mudah ditemukan di sekitar rumah.

Hingga saat ini, kegiatan telah berlangsung sebanyak dua kali, yaitu FGD need assessment dan edukasi keamanan pangan. Respon masyarakat sangat positif dengan keterlibatan aktif relawan dan warga yang hadir, serta sinergi kuat dengan Departemen Mikrobiologi dan Farmakologi FK-KMK UGM. Prinsip pemberdayaan (empowering) terlihat nyata karena masyarakat tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga dibekali keterampilan praktis yang bisa diterapkan langsung dalam kehidupan sehari-hari. Meski demikian, harga kit pengujian pangan yang relatif mahal menjadi salah satu kendala, sehingga dilakukan efisiensi anggaran dengan mempersempit sasaran.

Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan uji angka kuman pada makanan olahan di wilayah sasaran setelah edukasi dilakukan, serta diseminasi hasil untuk memperkuat komitmen bersama menjaga keamanan pangan. Serapan anggaran hibah telah mencapai 100% seiring dengan pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Program ini mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin 3 (Good Health and Well-being), poin 11 (Sustainable Cities and Communities), serta poin 17 (Partnerships for the Goals) melalui sinergi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat. Dengan pendekatan berbasis lokal, REWANG berpotensi menjadi model pemberdayaan masyarakat yang dapat direplikasi di wilayah lain di Indonesia.

FK-KMK UGM Dorong Kampung Sehat Tanpa Minuman Berpemanis di Kelurahan Demangan

2025BeritaMonev Damas Abdimas 2025 Wednesday, 30 July 2025

Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada menunjukkan komitmennya dalam mendorong budaya hidup sehat melalui kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Pemberdayaan Masyarakat dalam Inisiasi Kampung Sehat: Membangun Budaya Hidup Sehat Tanpa Minuman Berpemanis dalam Kemasan di Kelurahan Demangan, Kemantren Gondokusuman, Kota Yogyakarta”. Kegiatan ini diketuai oleh Prof. Dra. Raden Ajeng Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D., dengan monitoring dan evaluasi langsung oleh Marina Hardiyanti, S.Gz., M.Sc., pada Rabu, 30 Juli 2025, di Kelurahan Demangan. Program ini merupakan bagian dari Hibah DAMAS Abdimas 2025 dengan skema Terintegrasi yang melibatkan kemitraan dengan Kelurahan Demangan dan Puskesmas Gondokusuman I serta partisipasi dari 12 RW.

“Permasalahan konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan tidak bisa dianggap sepele, karena berdampak langsung terhadap risiko penyakit tidak menular,” jelas Prof. Yayi saat pertemuan. Oleh karena itu, kegiatan ini mengadopsi pendekatan seperti rumah bebas asap rokok yang telah berhasil mengubah perilaku masyarakat, namun kali ini difokuskan pada upaya membangun kesepakatan bersama menuju desa bebas minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK). Respon masyarakat yang hadir dalam kegiatan ini cukup positif, menunjukkan antusiasme dan dukungan untuk terlibat aktif dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat.

Hingga saat ini, kegiatan telah terlaksana dua kali, yaitu need assessment dan pertemuan melalui FGD untuk pelaporan hasil bersama masyarakat. Tahap selanjutnya adalah pelatihan dan workshop yang akan mengundang kader serta anggota PKK sebagai penggerak utama di komunitas. “Pelibatan kader dan PKK diharapkan dapat memperkuat prinsip pemberdayaan, sehingga masyarakat tidak hanya menjadi objek, tetapi juga subjek perubahan,” tambah Marina. Masih ada tiga aktivitas lanjutan yang akan digelar, dengan luaran berupa modul pelatihan serta deklarasi Desa Bebas Minuman Berpemanis dalam Kemasan.

Serapan anggaran Hibah DAMAS Abdimas hingga tahap ini tercatat sebesar 30% dari total 70% dana yang telah dicairkan, seiring dengan pelaksanaan kegiatan awal. Keberhasilan program didukung oleh sinergi mitra strategis dan pendekatan berbasis kebutuhan masyarakat, sehingga keberlanjutan program memiliki potensi yang kuat. Kegiatan ini mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin 3 (Good Health and Well-being) dengan membangun budaya hidup sehat, poin 11 (Sustainable Cities and Communities) melalui inisiasi lingkungan bebas MBDK yang berkelanjutan, serta poin 17 (Partnerships for the Goals) karena mengedepankan kolaborasi erat antara akademisi, pemerintah kelurahan, puskesmas, dan masyarakat.

Perkuat Keamanan Pangan, FK-KMK UGM Dampingi Penjamah Makanan dan Petugas Surveilans di Sleman dan Bantul

2025BeritaMonev Damas Abdimas 2025 Tuesday, 29 July 2025

Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada terus mendorong peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui program pengabdian. Pada tahun 2025, kegiatan bertajuk “Penguatan Keamanan Pangan pada Tenaga Surveilans dan Kesehatan Lingkungan Puskesmas, Dinas Kesehatan, dan Penjamah Makanan sebagai Upaya Penanganan dan Pencegahan Kejadian Luar Biasa (KLB) Keracunan Pangan di Kabupaten Sleman dan Bantul” menjadi salah satu agenda penting Hibah DAMAS Abdimas dengan skema Terintegrasi. Kegiatan ini diketuai oleh dr. Risalia Reni Arisanti, M.P.H., dengan monitoring dan evaluasi oleh Marina Hardiyanti, S.Gz., M.Sc. Monitoring dan evaluasi (Monev) dilaksanakan pada Selasa, 29 Juli 2025, bertempat di Koperasi ADIL, Bantul.

Program pengabdian ini menyasar kelompok penjamah makanan katering di Sleman, kader masyarakat di Bantul, dan petugas surveilans kesehatan dari Dinas Kesehatan maupun Puskesmas di kedua wilayah tersebut. Pelaksanaan edukasi dirancang untuk meningkatkan kesadaran sekaligus keterampilan kelompok sasaran dalam mencegah KLB keracunan pangan. Dari empat kali kegiatan yang direncanakan, tiga kegiatan telah terlaksana dengan baik. Respon peserta cukup tinggi, terlihat dari antusiasme penjamah makanan, ibu-ibu kader, hingga petugas surveilans yang aktif berdiskusi seputar praktik keamanan pangan, tantangan lapangan, dan langkah pencegahan kasus keracunan. Kegiatan ini juga menggambarkan prinsip empowering, karena materi disusun berdasarkan need assessment sehingga sesuai dengan kebutuhan peserta, memperkuat keterlibatan mereka, dan membangun sinergi antara akademisi, masyarakat, serta pemerintah daerah.

Keberhasilan program ini turut ditopang oleh mitra yang kooperatif dan relevansi materi dengan kondisi lapangan. Meski demikian, pengurangan anggaran dari rencana awal Rp40.000.000 membuat jumlah sasaran yang dilibatkan harus disesuaikan. Kendati ada keterbatasan, kegiatan tetap berjalan efektif dengan memaksimalkan sumber daya yang tersedia. Sebagai tindak lanjut, tim pengabdian akan melaksanakan satu kali pendampingan tambahan bagi petugas surveilans serta menyiapkan luaran kegiatan yang dapat dimanfaatkan lebih luas oleh masyarakat. Hingga saat ini, serapan anggaran Hibah DAMAS Abdimas untuk program ini telah mencapai 100%.

Kegiatan ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), terutama poin 3 (Good Health and Well-being) melalui pencegahan keracunan pangan, poin 11 (Sustainable Cities and Communities) dalam memperkuat ketahanan kesehatan lingkungan, serta poin 17 (Partnerships for the Goals) melalui kolaborasi antara akademisi, tenaga kesehatan, dan masyarakat. Melalui pengabdian ini, FK-KMK UGM menegaskan komitmennya dalam mendukung masyarakat membangun ketahanan pangan yang sehat, aman, dan berkelanjutan di wilayah Sleman dan Bantul.

Pemberdayaan Masyarakat Lewat Inovasi Pangan Lokal: Upaya FK-KMK UGM Cegah Kekurangan Energi Kronis pada Ibu Hamil

2025BeritaMonev Damas Abdimas 2025 Wednesday, 9 July 2025

Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada menunjukkan komitmennya dalam peningkatan status gizi masyarakat melalui kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Pemberdayaan Masyarakat melalui Pemanfaatan Bahan Pangan Lokal untuk Produk Bergizi Tinggi sebagai Upaya Peningkatan Status Gizi Ibu Hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Kapanewon Paliyan, Kabupaten Gunungkidul, DIY”. Kegiatan yang diketuai oleh Digna Niken Purwaningrum, S.Gz., MPH, Ph.D., ini dilaksanakan pada 8 Juli 2025 dan dimonitor langsung oleh Marina Hardiyanti, S.Gz., M.Sc. Kegiatan ini menjadi bentuk nyata kolaborasi antara akademisi, tenaga kesehatan, dan masyarakat dalam menekan angka KEK pada ibu hamil di daerah rawan gizi.

“Permasalahan KEK pada ibu hamil membutuhkan pendekatan yang inovatif, berkelanjutan, dan berbasis potensi lokal,” ujar salah satu tim pengabdian Bu Digna. Oleh karena itu, tim pengabdian fokus pada pengembangan produk makanan tambahan (PMT) berbasis pisang dan tempe, dua bahan pangan yang melimpah di Kapanewon Paliyan. Produk ini dirancang untuk menarik, mudah dikonsumsi, dan memenuhi standar gizi ibu hamil sesuai pedoman Kementerian Kesehatan RI (2016). Pengembangan produk dilakukan melalui analisis kandungan gizi di Laboratorium BRIN Kawasan Playen, Gunungkidul.

Tahap selanjutnya adalah pelatihan pembuatan produk olahan kepada 20–25 peserta dari berbagai latar belakang, mulai dari petugas gizi, kader Puskesmas, pelaku UMKM, hingga ibu hamil KEK. “Pelatihan ini tidak hanya meningkatkan kapasitas masyarakat, tapi juga membuka peluang ekonomi baru,” jelas Fitrina. Setelah pelatihan, akan dilakukan evaluasi melalui praktik bersama dan lomba kreasi produk PMT untuk menumbuhkan semangat inovasi peserta.

Puncak dari kegiatan ini adalah pemberian PMT selama 12 minggu kepada 58 ibu hamil KEK di wilayah Puskesmas Paliyan, dengan frekuensi dua kali seminggu. Menariknya, makanan tambahan ini disediakan langsung oleh peserta pelatihan, sehingga terjadi transfer manfaat ganda: pemenuhan gizi bagi ibu hamil dan pemberdayaan ekonomi lokal. Dengan model ini, masyarakat tidak hanya menjadi sasaran intervensi, tetapi juga aktor utama dalam solusi masalah gizi.

Kegiatan ini mendukung Sustainable Development Goals (SDG) poin 3 (Good Health and Well-being), poin 8 (Decent Work and Economic Growth), serta poin 17 (Partnerships for the Goals) melalui kolaborasi antara FK-KMK UGM, Dinas Perdagangan, Dinas Kesehatan, BRIN, IDI, dan Bank Daerah. Program ini menjadi contoh nyata bahwa pengabdian masyarakat dapat menghasilkan solusi inovatif, inklusif, dan berkelanjutan untuk tantangan kesehatan di wilayah pedesaan.

Dorong Kemandirian Ekonomi Melalui Jamu, FK-KMK UGM Latih Pelaku Usaha Lokal di Bantul

2025BeritaMonev Damas Abdimas 2025 Monday, 7 July 2025

Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada terus menunjukkan dukungannya terhadap penguatan ekonomi masyarakat melalui pengabdian masyarakat bertajuk “Manajerial Pengembangan Usaha Kemitraan dan Digitalisasi Jejaring Kerjasama Produk Jamu Jogorogo dan Café Jamu Lokanusa”. Kegiatan ini dilaksanakan pada 5 Juli 2025 di Kalurahan Singosaren, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, dan diketuai oleh Prof. Dr. Mae Sri Hartati Wahyuningsih, Apt., M.Si. Tim monitoring dari FK-KMK yang dipimpin oleh Tony Arjuna, S.Gz., M.Nut.Diet., AN., APD., Ph.D., turut hadir langsung dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.

Kegiatan ini dirancang dalam bentuk pelatihan lanjutan yang menyasar para pelaku usaha jamu dan pengelola Café Jamu “Lokanusa” yang telah menjadi kelompok binaan selama tiga tahun terakhir. “Kami ingin memastikan bahwa usaha yang telah dirintis masyarakat tidak hanya bertahan, tetapi berkembang dan berdaya saing melalui penguatan manajerial serta digitalisasi pemasaran,” terang Prof. Mae Sri saat membuka pelatihan. Fokus kegiatan diarahkan pada peningkatan kemampuan manajemen usaha, inovasi produk, serta strategi memperluas jejaring kerja sama secara digital.

Dukungan dari pemerintah kalurahan dan antusiasme para peserta menjadi kekuatan utama dalam kesuksesan kegiatan ini. Para peserta aktif berdiskusi dan bertukar pengalaman seputar pengelolaan usaha jamu, tantangan pemasaran, hingga pengembangan produk yang sesuai tren pasar. Selain transfer ilmu, kegiatan ini juga menjadi ajang konsolidasi antara pengusaha lokal dan akademisi dalam membangun usaha yang sehat, berkelanjutan, dan berbasis potensi lokal.

Sebagai tindak lanjut, tim pengabdian akan melakukan pemantauan berkala terhadap perkembangan usaha Café Jamu “Lokanusa” dan mitra binaan lainnya. Rencana ekspansi usaha ke wilayah sekitar juga menjadi prioritas, agar manfaat ekonomi bisa menjangkau lebih luas. Sampai saat ini, laporan menunjukkan bahwa dana yang terserap dari Hibah DAMAS Abdimas FK-KMK 2025 telah mencapai 50%, seiring dengan pelaksanaan program tahap awal.

Kegiatan ini selaras dengan Sustainable Development Goals (SDG) poin 3 (Good Health and Well-being) melalui pemanfaatan jamu sebagai produk kesehatan tradisional yang bermanfaat, SDG poin 8 (Decent Work and Economic Growth) dengan mendorong tumbuhnya usaha lokal berbasis masyarakat, serta SDG poin 17 (Partnerships for the Goals) melalui sinergi antara akademisi, pemerintah kalurahan, dan pelaku usaha. Pengabdian ini menjadi langkah konkret FK-KMK UGM dalam mendukung ekonomi kerakyatan yang sehat dan berdaya saing di era digital.

KLINIK KONSULTASI KELUARGA (KLIK): Inovasi Layanan Kesehatan Keluarga Berbasis Komunitas di Bantul

2025BeritaMonev Damas Abdimas 2025 Monday, 7 July 2025

Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat yang inovatif dan berdampak langsung. Melalui program bertajuk “KLIK (Klinik Konsultasi Keluarga): Implementasi Community Case Management System dalam Pelayanan Kesehatan Keluarga Berbasis Masyarakat di Desa Panggungharjo, Kabupaten Bantul”, tim pengabdian di bawah pimpinan Dr. Heru Subekti, S.Kep., NS., MPH. menunjukkan bagaimana pelayanan kesehatan bisa lebih dekat dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan pada 5 Juli 2025 dan dimonitor langsung oleh tim monev Hibah Damas FK-KMK UGM yang diwakili oleh Tony Arjuna, S.Gz., M.Nut.Diet., AN., APD., Ph.D.

Dalam pelaksanaannya, program KLIK menyasar kelompok ibu dan remaja di Kelurahan Panggungharjo melalui dua pendekatan utama: kelas anak dan kelas orang tua. Dr. Heru menyampaikan bahwa program ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan keluarga melalui edukasi kesehatan yang menyeluruh, “Kesehatan keluarga merupakan fondasi utama dalam membangun masyarakat yang tangguh dan mandiri.” Tahun pertama program ini difokuskan pada penguatan kapasitas kader kesehatan masyarakat. Sementara itu, tahun kedua lebih menekankan pada pelatihan keluarga untuk mengelola kesehatan secara mandiri.

Salah satu capaian membanggakan dari program KLIK adalah keberhasilannya diadopsi menjadi bagian dari kegiatan rutin di tingkat kelurahan. Artinya, intervensi ini tidak hanya menjadi program sementara, tetapi telah melekat dalam sistem pelayanan sosial masyarakat lokal. Pemerintah Kelurahan Panggungharjo kini rutin menyelenggarakan kelas keluarga sebagai upaya preventif dan promotif kesehatan. Hal ini menunjukkan tingginya relevansi program terhadap kebutuhan masyarakat serta komitmen kuat dari pemerintah desa dalam mempertahankan keberlanjutannya.

Lebih dari itu, program ini juga membuka ruang kolaborasi lintas sektor. Ke depan, KLIK akan menggandeng berbagai mitra, termasuk Pegadaian dan stakeholder lainnya, untuk memperkuat dukungan dan memperluas jangkauan. “Kami ingin membangun ekosistem pelayanan kesehatan keluarga berbasis masyarakat yang berkelanjutan dan inklusif,” tegas Dr. Heru. Dari sisi administratif, kegiatan ini juga menunjukkan efisiensi dalam pelaksanaan program dengan serapan anggaran Hibah Damas Abdimas FK-KMK UGM telah mencapai 100%.

Program KLIK ini berkontribusi langsung pada Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDG 3 (Good Health and Well-being) dengan meningkatkan akses layanan kesehatan keluarga berbasis komunitas dan SDG 17 (Partnerships for the Goals) melalui keterlibatan aktif berbagai pihak. Inisiatif ini menunjukkan bahwa pendekatan kesehatan berbasis komunitas yang kolaboratif mampu menjadi solusi konkret dan adaptif terhadap tantangan kesehatan masyarakat di tingkat akar rumput.

FK-KMK UGM Perkuat Peran Keluarga dalam Perawatan Cerebral Palsy Lewat Edukasi dan Inisiasi Pusat Layanan

2025BeritaMonev Damas Abdimas 2025 Friday, 4 July 2025

Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada terus menunjukkan kepeduliannya melalui program pengabdian masyarakat bertajuk “Penguatan dan Peningkatan Kompetensi Wahana Keluarga Cerebral Palsy sebagai Mitra Pasien Cerebral Palsy di Rumah Sakit; Pendekatan Berbasis Kesehatan Komunitas”. Kegiatan ini dilaksanakan pada 3 Juli 2025 di Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM dan diketuai oleh dr. Ade Febrina Lestari, M.Sc., Sp.A. (K), serta turut dimonitor oleh Marina Hardiyanti, S.Gz., M.Sc. Kegiatan ini menggandeng komunitas WKCP (Wahana Keluarga Cerebral Palsy) untuk memperkuat dukungan terhadap keluarga sebagai caregiver utama pasien cerebral palsy.

Salah satu rangkaian utama adalah talkshow edukatif yang membahas berbagai topik penting dalam satu hari, seperti penanganan kegawatdaruratan pada pasien cerebral palsy, termasuk pertolongan pertama saat kejang dan tersedak, serta pemahaman dasar mengenai fisioterapi. “Kami ingin membekali keluarga dengan keterampilan dasar yang bisa mereka lakukan di rumah. Karena keluarga adalah garda terdepan dalam perawatan anak-anak dengan cerebral palsy,” ungkap dr. Ade saat membuka sesi kegiatan.

Program pengabdian ini juga mencakup pembuatan dan peluncuran buku saku bagi keluarga atau caregiver pasien cerebral palsy. Buku ini berisi panduan praktis sehari-hari untuk merawat anak dengan cerebral palsy secara tepat dan aman. Selain itu, tim juga merancang dan menyusun policy brief sebagai bentuk advokasi kebijakan untuk inisiasi pembentukan Cerebral Palsy Center di wilayah Kota Yogyakarta dan Sleman. Inisiatif ini bertujuan menciptakan layanan yang lebih terstruktur dan terintegrasi bagi pasien dan keluarga.

Kegiatan ini mencerminkan sinergi nyata antara akademisi, komunitas, dan layanan kesehatan dalam mendukung kualitas hidup pasien cerebral palsy. Partisipasi aktif dari keluarga, tenaga kesehatan, dan komunitas WKCP menjadi kunci dalam menciptakan sistem dukungan yang berkelanjutan. Sampai saat ini, sekitar 50% dana dari Hibah DAMAS Abdimas FK-KMK 2025 telah terserap untuk pelaksanaan kegiatan, menunjukkan progres yang signifikan dalam tahap awal pelaksanaan program.

Program ini mendukung Sustainable Development Goals (SDG) poin 3 (Good Health and Well-being) dengan meningkatkan akses edukasi kesehatan yang inklusif, SDG poin 10 (Reduced Inequalities) dengan memberdayakan kelompok rentan seperti penyandang disabilitas dan keluarganya, serta SDG poin 17 (Partnerships for the Goals) melalui kolaborasi erat antara institusi pendidikan, komunitas, dan layanan kesehatan. FK-KMK UGM berharap inisiatif ini menjadi langkah awal menuju sistem pelayanan kesehatan yang lebih responsif, inklusif, dan berkeadilan bagi semua.

Wujudkan Kemandirian Anak Down Syndrome, FK-KMK UGM Dukung Orang Tua dan Komunitas melalui Program Inklusif

2025BeritaMonev Damas Abdimas 2025 Thursday, 3 July 2025

Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada kembali mengukuhkan komitmennya dalam membangun masyarakat yang inklusif melalui kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Dari Belajar ke Berkarya: Mewujudkan Potensi dan Peluang Kemandirian Anak Berkebutuhan Khusus dengan Sindrom Down melalui Orang Tua dan Komunitas yang Berdaya”. Kegiatan ini dilaksanakan pada 2 Juli 2025 dan dipimpin oleh dr. Widya Wasityastuti, M.Sc., M.Med.Ed., Ph.D. Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini dimonitor langsung oleh Dr. Supriyati, S.Sos., M.Kes. Kunjungan dilakukan ke POTADS (Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome), kemudian dilanjutkan ke Sanggar Tari Didik Nini Thowok, di mana anak-anak dengan Down Syndrome menampilkan kegiatan menari bersama dengan semangat tinggi.

Program pengabdian ini terdiri dari beberapa kegiatan utama, seperti seminar edukatif, pembuatan database Sahabat POTADS, dan penyusunan modul pembelajaran. Seminar bertujuan untuk meningkatkan pemahaman orang tua, pendamping, dan tenaga pendidik mengenai jalur pendidikan dan peluang karier yang inklusif bagi anak-anak dengan Sindrom Down. “Kami ingin memastikan bahwa setiap anak memiliki kesempatan untuk belajar, berkembang, dan berkarya secara mandiri dengan dukungan dari komunitas dan keluarga,” ujar dr. Widya.

Materi seminar disusun dengan pendekatan praktis dan aplikatif, mencakup tahapan penting mulai dari pendidikan dasar hingga pelatihan keterampilan kerja. Sesi ketiga dari kegiatan ini akan dilengkapi dengan simulasi keterampilan, seperti pelatihan menyiapkan makanan sederhana (contohnya membuat sandwich atau menghias roti), serta workshop kerajinan tangan seperti pembuatan gantungan kunci dan tas kain. Hasil karya anak-anak nantinya dapat dijadikan produk bernilai jual, yang turut membuka pintu menuju kemandirian ekonomi.

Kolaborasi dengan POTADS dan komunitas seni lokal menjadi fondasi penting dalam pelaksanaan program ini, yang menunjukkan bahwa upaya mewujudkan inklusivitas harus melibatkan seluruh elemen masyarakat. Respon positif dari orang tua dan anak-anak menjadi bukti bahwa kegiatan ini memberikan dampak nyata, bukan hanya dalam peningkatan kapasitas, tetapi juga dalam membangun rasa percaya diri dan keberdayaan anak-anak dengan kebutuhan khusus.

Kegiatan ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDG) poin 3 (Good Health and Well-being), poin 10 (Reduced Inequalities), dan poin 17 (Partnerships for the Goals). Melalui pendekatan berbasis komunitas dan kolaborasi lintas sektor, FK-KMK UGM berupaya mendorong terciptanya lingkungan yang inklusif, di mana setiap anak, termasuk yang memiliki kebutuhan khusus, mendapatkan kesempatan yang setara untuk berkembang dan berdaya. Program ini menjadi wujud nyata kepedulian akademisi terhadap masyarakat, serta langkah positif dalam mewujudkan masyarakat yang lebih adil, ramah, dan menghargai keberagaman potensi individu.

123…10

Berita Terakhir

  • Penguatan Kapasitas Kepemimpinan Middle Manager Rumah Sakit Pendidikan Melalui Pendekatan Meta Leadership
  • Mengurangi Gejala Nyeri dengan Terapi Su Jok Pada Peserta PROLANIS di Dukuh Ngimbangan, Yogyakarta”
  • Pembukaan Dies Natalis ke-76 UGM: Kampus Sehat, Pilar Kemandirian dan Ketahanan Bangsa
  • Pemberdayaan Masyarakat Melalui REWANG: Inovasi FK-KMK UGM untuk Penguatan Kesehatan Pangan di Dusun Sompok dan Dusun Jati, Bantul
  • FK-KMK UGM Dorong Kampung Sehat Tanpa Minuman Berpemanis di Kelurahan Demangan
Universitas Gadjah Mada

Kontak: (0274) 560300 ext 206

e-mail: pengabdian.fkkmk@ugm.ac.id

Instagram: pengabdianfkkmkugm

Alamat kantor: Gedung KPTU lantai 2, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY